Amalan Agar Dicintai Orang Lain

10931137_974438862601193_5154151996265105309_nAssalamualaikum ustad, saya mau bertanya, ada kah doa-doa khusus agar kita disenangi orang lain?

Jawab:

Wa ‘alaikumus salam

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Dalam islam, kita tidak pernah diajari ilmu pelet. Atau ilmu menerbitkan aura untuk mempengaruhi orang lain atau mengundang perhatian orang lain. Namun kita dimotivasi untuk menjadi hamba Allah yang bertaqwa dalam rangka mencari ridha Allah. dan jika Allah telah meridhai kita, maka Allah akan mencintai kita. Kemudian Allah akan membuat masyarakat dengan mudah mencintai kita.

Seperti ini yang dijanjikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Siapa yang dicintai Allah, maka Allah akan membuat penduduk bumi menerimanya.

Dalam hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى إِذَا أَحَبَّ عَبْدًا نَادَى جِبْرِيلَ إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّ فُلاَنًا فَأَحِبَّهُ فَيُحِبُّهُ جِبْرِيلُ ، ثُمَّ يُنَادِى جِبْرِيلُ فِى السَّمَاءِ إِنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّ فُلاَنًا فَأَحِبُّوهُ ، فَيُحِبُّهُ أَهْلُ السَّمَاءِ وَيُوضَعُ لَهُ الْقَبُولُ فِى أَهْلِ الأَرْضِ

Sesungguhnya Allah Ta’ala apabila mencintai seorang hamba, Dia akan memanggil Jibril, “Sesungguhnya Allah mencintai si A, maka cintailah dia.” Lalu Jibrilpun mencintainya. Kemudian Jibril mengumumkan kepada seluruh penghuni langit, “Sesungguhnya Allah mencintai si A, maka cintailah dia.” Akhirnya para penduduk langit mencintainya. Lalu dia dibuat bisa diterima oleh para penduduk bumi. (HR. Bukhari 7485 & Ahmad 8500).

Sebaliknya, ketika seseorang mengupayakan untuk dicintai orang lain, mencari cinta orang lain, namun dengan cara melanggar aturan syariat, justru Allah akan membuat orang lain membencinya. Sebaliknya, jika seseorang berupaya untuk menggapai ridha Allah, meskipun dibenci oleh manusia, Allah akan membuat mereka segan kepadanya.

Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنِ الْتَمَسَ رِضَى اللَّهِ بِسَخَطِ النَّاسِ ، رَضِيَ الله عَنْهُ ، وَأَرْضَى النَّاسَ عَنْهُ ، وَمَنِ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخَطِ اللَّهِ ، سَخَطَ اللَّهُ عَلَيْهِ ، وَأَسْخَطَ عليه الناس

Siapa yang mencari ridha Allah meskipun dimusuhi masyarakat, maka Allah akan meridhainya dan Allah akan buat masyarakat menjadi ridha kepadanya. Sebaliknya, siapa yang mencari keridhaan manusia dengan mengundang murka Allah, maka Allah akan murka kepadanya dan Allah akan membuat masyarakat murka kepadanya. (HR. Ibnu Hibban 276 dan dihasankan al-Albani).

Dicintai Belum Cukup

Di alam ini ada makhluk taat kepada Allah dan ada makhluk yang durhaka. Dan mereka bisa saling akrab sesuai karakternya. Orang baik bisa saling mencintai orang baik.. orang jahat, memihak kepada orang jahat.

Karena itu, sebatas dicintai orang, belum cukup. Bagi muslim, tentu kita ingin yang mencintai kita adalah orang baik, orang yang bertaqwa. Ketika yang mencintai kita adalah orang yang bertaqwa, itu menjadi bukti bahwa kita bagian dari mereka.

Seperti itulah yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam doanya.

Dari Muadz bin Jabar radhiyallahu ‘anhu, bahwa salah satu doa yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

اللهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ وَحُبَّ عَمَلٍ يُقَرِّبُنِي إِلَى حُبِّكَ

Ya Allah, aku memohon cinta-Mu, cinta dari orang mencintai-Mu, dan mencintai amal yang bisa mengantarkanku untuk mencintai-Mu. (HR. Ahmad 22109 & Turmudzi 3543).

Tidak ada cara yang paling tepat aar kita dicintai orang lain selain berusaha untuk taat kepada Allah Ta’ala.

Demikian, Semoga bermanfaat..

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits

Surga Paling Tinggi

CZkwYoNWIAAvnkk

Tanya tadz. Apa nama surga paling atas?

Dari Danu via Tanya Ustadz for Android

Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Bayangan manusia tidak akan sanggup menjangkau keindahan surga. Puncak kenikmatan ini dirahasiakan oleh Allah Penciptanya. Membuat manusia semakin penasaran dan selalu berharap untuk bisa mendapatkannya.

Continue reading

Kuis Islami

10330221_701081996623932_8282308315848476580_n

Isilah titik-titik di bawah ini dan mohon dijawab dengan jujur di dalam hati kita masing-masing …mohon tdk membaca kebawah sebelum soal dijawab ya… mari kita perhatikan:

1. Allah menciptakan tertawa dan ……….
2. Allah itu mematikan dan ………….
3. Allah menciptakan laki-laki dan ………..
4. Allah memberikan kekayaan dan ……….

Sekarang mari kita bahas. Mayoritas kita tentu akan dengan mudah menjawab:
1. ….dan Menangis
2. …dan Menghidupkan
3. …… dan Perempuan

Tapi bagaimana dengan no.4 …? Apakah jawabannya Kemiskinan …?

Untuk mengetahui jawabannya, mari kita lihat rangkaian firman Allah dalam Surah An-Najm ayat 43-45, dan 48, sebagai berikut:
Jawaban no 1:

ﻭَﺃَﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ ﺃَﺿْﺤَﻚَ ﻭَﺃَﺑْﻜَﻰ
“dan Dia-lah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” (QS. An-Najm: 43)

Jawaban no 2:
ﻭَﺃَﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ ﺃَﻣَﺎﺕَ ﻭَﺃَﺣْﻴَﺎ
“dan Dia-lah yang mematikan dan menghidupkan.” (QS. An-Najm: 44)

Jawaban no 3:
ﻭَﺃَﻧَّﻪُ ﺧَﻠَﻖَ ﺍﻟﺰَّﻭْﺟَﻴْﻦِ ﺍﻟﺬَّﻛَﺮَ ﻭَﺍﻟْﺄُﻧﺜَﻰ
“dan Dia-lah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan. ” (QS. An-Najm: 45)

Jawaban no 4:
ﻭَﺃَﻧَّﻪُ ﻫُﻮَ ﺃَﻏْﻨَﻰ ﻭَﺃَﻗْﻨَﻰ
“dan Dia-lah yang memberikan kekayaan dan kecukupan.” (QS. An-Najm: 48)

Ternyata jawaban kita yg benar hanya pada no. 1-3 … sedangkan jawaban untuk no. 4 keliru dan kita sdh berburuk sangka kpd Allah

Subhanallah..
Sesungguhnya Allah Ta’ala hanya memberi Kekayaan dan Kecukupan kepada hamba-Nya.

Ternyata yang “menciptakan” Kemiskinan adalah diri kita sendiri.
Kemiskinan itu kita bentuk di dalam pola pikir kita sendiri.
Itulah hakikatnya, mengapa orang-orang yang senantiasa bersyukur; walaupun hidup pas-pasan ia akan tetap tersenyum dan merasa cukup, bukan merasa miskin.

 

“Rumitnya cinta”

Betapa sulitnya untuk mendefenisikan cinta…

Cinta bukanlah ungkapan “aku mencintaimu”
sebagaimana ungkapan lelaki “hidung belang”dan
“wanita jalang” kepada pasangannya.

Jika sekedar ucapan…seolah mereka juga punya
cinta….

Cinta tidak harus tersalurkan lewat ungkapan para
ahlu bid’ah yang mewiridkan puji-pujian kepada
Nabi lewat album mereka”cinta Rasul-cinta
Nabi”….dst, yang hakikatnya hanyalah sekedar cari
laba dan keuntungan.

Cinta bukanlah apa yang terlahir dari lisan para
penyair maupun pujangga,tidak pula berupa
tembang yang disuarakan para biduan dan
biduanita…..sebab dalam alam nyata…terkadang
ucapan mereka bertolak belakang dengan realita.

Cinta terkadang…tidak bersuara dan tidak
bersambut…
sebagaimana cintanya Mughits
kepada Barirah.

Cinta terkadang tidak terwujud dalam mutiara
kata,sebab tidak setiap orang yang jatuh cinta
adalah pujangga.

Betapa kuatnya cinta Bilal kepada kekasihnya
bahkan tidak sanggup lagi untuk menyuarakan
cintanya dalam lantunan azan”asyhadu anna
Muhammadan Rasulullah..setelah wafatnya
kekasih…bahkan lebih ringan baginya kematian
daripada melafazkan hal itu.

Cinta tidak selalu harus bersama dan
seirama,sebagaimana cintanya Ibrahim kepada
Hajar dan putranya Ismail yang berjauhan antara
masjidil Haram dan Masjidil Aqsa…

Cinta itu bahkan selalu hadir dalam diam, terwujud
dalam ungkapan, terpatri di dalam hati,walau tak
terucap.

Cinta hakiki itu,akan melahirkan pengorbanan,pen
gabdian,keinginan untuk terus memberi yang
terbaik dari apa yang dimiliki.

Cinta yang selalu menuntut dari kekasih,terkadang
cinta yang bercampur dengan nafsu dan
kepentingan….ketika hal itu tiada,cinta itu akan
beralih biduk….

Allahul musta’an A’la ma tashifun.

Mekah, 29 Rabiul Awwal 1436 h/20 Jan 2015

Ustadz Abu Fairuz

LIMA MENIT Yang Sangat Bermanfaat

Ustadz Musyaffa Ad Dariny, MA, حفظه الله تعالى

Seringkali datang rasa malas dalam benak kita untuk melakukan amal ketaatan yang sebenarnya ringan, itulah lihainya setan dalam menggoda manusia.

Diantara tips untuk melawan kemalasan ini adalah dengan MENYEDERHANAKAN sebuah amalan, yakni menyadarkan diri bahwa amalan itu sangat ringan dan sederhana, hanya butuh LIMA MENIT saja.

Ketika Anda malas sholat sunnah 2 rekaat sebelum atau sesudah sholat wajib, maka katakan pada diri Anda dan lihatlah jam:

“Hanya butuh kurang dari lima menit, masa PELIT beramal untuk diri sendiri?!”.

Ketika Anda malas membaca Qur’an, maka katakan pada diri Anda:

“Cobalah membaca Qur’an, lima meniiit saja, pahala untuk selamanya lo…”

Ketika Anda malas untuk membaca dzikir-dzikir setelah sholat fardhu, katakan pada diri Anda:

“Tidak maukah berdzikir meski hanya lima menit?!

bukankah telah banyak waktu yang terbuang tanpa pahala?!”

Selamat mencoba tips ini, dan ikutilah gerakan jam untuk membuktikannya bila diinginkan dan dimungkinkan,

insyaAllah akan banyak amal ibadah yang bisa Anda lakukan…

————

Bilangan “5 menit” di sini hanyalah sebagai perwakilan untuk bagian kecil dari waktu Anda, sehingga bila masih terlihat banyak,
maka bisa diganti dengan 4, 3, 2, 1 menit…
dan bila terlihat terlalu sedikit, bisa diganti dengan 6,7,8, dst…

Metode seperti ini juga tersirat dalam beberapa hadits,
diantaranya sabda Nabi -shallallahu alaihi wasallam-

“Ada DUA kalimat yang RINGAN di lisan,
dicintai oleh Arrohman, dan berat dalam timbangan;

subhanallahu wabihamdihi, subhanallahil azhim”